Minggu, 08 November 2015

CANDI PLAOSAN

Candi Plaosan adalah sebuah komplek candi Budha yang terletak di Dukuh Plaosan Desa Bugisan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Candi ini terletak tak jauh dari komplek Candi Sewu. Bukti bahwa Candi Plaosan adalah candi Budha yaitu adanya kemuncak stupa, arca Budha, serta candi pewara atau pendamping yang berbentuk stupa yang lazim ditemui di beberapa bangunan candi Budha lainnya.

Komplek Candi Plaosan dibangun pada abad ke 9 oleh Raja Rakai Pikatan dan Sri Kahulunan pada zaman Kerajaan Medang atau Kerajaan Mataram Kuno.
Candi Plaosan sendiri terbagi menjadi dua komplek, yakni Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul.

Pada komplek Candi Plaosan Lor terdapat dua candi utama, yakni candi yang berada disebelah kiri (utara) sebagai Candi Induk Utara dengan gambar relief tokoh-tokoh wanita serta candi yang berada disebelah kanan (selatan) sebagai Candi Induk Selatan dengan gambar relief tokoh-tokoh laki-laki.
Pada masing-masing candi induk terdapat 6 patung arca Dhyani Boddhisatwa. Walaupun candi ini adalah candi Budha, namun arsitek candi merupakan perpaduan antara agama Budha dan Hindu.







Komplek Candi Plaosan Tahun 1946 (Leiden)



CANDI GANA

Candi Gana adalah sebuah candi kecil yang terletak disebelah timur Candi Sewu atau tepatnya di Dusun Bener Desa Bugisan Prambanan Klaten. Candi ini juga akrab dipanggil Candi Asu karena disalah satu batu terdapat relief singa yang menyerupai sosok anjing. Hal ini juga dikarenakan di Jawa tidak terdapat singa, sehingga bentuk anjing dijadikan inspirasi dalam pembuatan patung singa.

Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke 9 oleh dinasti Syailendra yang juga membangun Candi Borobudur. Hal ini didasarkan pada bentuk pelipit dan sisi genta yang ada pada candi yang lazim ditemui pada masa itu.

Candi Gana kondisinya memang sudah tidak utuh lagi namum bagian-bagian penting candi masih bisa terlihat seperti: relief, jaladwara, dan batu berornamen lainnya. Dibagian candi ini juga terdapat arca Kinara dan Kinari yakni makhluk mitologi setengah manusia dan burung yang dikisahkan memainkan musik didalam surga.

Candi ini merupakan candi Budha karena banyak ditemukan puncak stupa diarea sekitar reruntuhan candi. Candi ini berfungsi sebagai subordinat dari Candi Sewu yang menjadi pusatnya. Bersama – sama dengan candi kecil lainnya mereka membentuk mandala atau simbol lingkaran alam semesta.



SUIKER FABRIEK (PABRIK GULA) TANJUNG TIRTO

Pabrik Gula Tanjung Tirto atau PG Tandjong Tirto adalah sebuah pabrik gula non aktif yang pernah berdiri di wilayah Jogja. Letak pabrik gula ini berada tak jauh dari komplek Candi Kalasan atau tepatnya berada di daerah Berbah Sleman. Pabrik gula ini juga sering disebut Pabrik Gula Kalasan.

Tak banyak catatan sejarah yang menceritakan riwayat pabrik gula ini. Pada zaman dahulu pabrik ini didirikan oleh Internationale Crediet en Handelsvereeninging Roteerdam pada tahun 1874. Perusahaan tersebut adalah sebuah perusahaan perbankan yang berdiri tahun 1863 dan berkedudukan di Rotterdam, Belanda.

Saat krisis Malaisse melanda pada tahun 1929, pabrik gula ini masih mampu bertahan dengan 7 pabrik gula lainnya diwilayah Jogjakarta, seperti: PG Kedaton Pleret, PG Medari, PG Cebongan, PG Beran, PG Gesikan, PG Gondang Lipuro, dan PG Padokan. Pada saat pendudukan Jepang di Indonesia pada tahun 1942 pabrik ini sempat dikuasai tentara Jepang dan dialihfungsikan sebagai markas tentara mereka. Dan pada tahun 1949 saat agresi militer Belanda II, pabrik ini sempat dikuasai oleh gerilyawan tanah air. Sebagai strategi perang, bangunan utama pabrik dihancurkan oleh pejuang sebagai siasat perang agar tidak dimanfaatkan lagi oleh Belanda.

Kini yang tersisa dari Pabrik Gula Kalasan hanyalah beberapa bangunan gudang dan rumah administrateurnya saja. Bagian bekas bangunan pabrik sendiri kini telah dimanfaatkan sebagai gudang tembakau. Sedangkan beberapa bekas rumah administrateur telah dimanfaatkan sebagai sekolah, tempat tinggal, dan kantor polisi.

Pabrik Gula Tanjung Tirto (Tropen)


Bekas Lokasi Pabrik Gula Kalasan




Bekas Rumah Administrateur Pabrik Gula Kalasan

Pabrik Gula Tanjung Tirto (Leiden)




SUIKER FABRIEK (PABRIK GULA) RANDUGUNTING

Pabrik Gula Randugunting adalah sebuah pabrik gula non aktif yang pernah berdiri di wilayah Jogja. Sebenarnya komplek pabrik gula tersebut jika dilihat dari peta sekarang berada di dua wilayah, yakni Jogjakarta dan Kabupaten Klaten.

Tak banyak catatan sejarah yang menceritakan riwayat pabrik gula ini. Bahkan tahun pendirian pabrik gula inipun tak ada yang tahu secara pasti. Hanya foto-foto lawas peninggalan Belanda saja yang menjadi bukti keberadaan pabrik gula ini.

Pabrik gula yang terletak di sebelah utara komplek Candi Prambanan tersebut kini hanya menyisakan dudukan cerobongnya saja. Bangunan utama pabrik sendiri telah dihancurkan pada saat Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948 hingga 1949 sebagai siasat perang agar tidak dimanfaatkan kembali oleh Belanda. Bangunan dudukan cerobong sendiri sebenarnya pernah beberapa kali dihancurkan oleh warga, namun karena tebalnya dinding dudukan cerobong upaya tersebut gagal dilakukan.

Pabrik Gula Randugunting diduga mulai mengalami decline saat terjadi krisis malaise pada tahun 1929. Kini bekas komplek Pabrik Gula Randugunting telah berubah menjadi kawasan pemukiman penduduk.


Pabrik Gula Randugunting Tahun 1920 (Leiden)


Bekas Dudukan Cerobong Pabrik Gula Randugunting

STASIUN KALASAN

Stasiun Kalasan adalah stasiun kereta api non aktif yang berada di Tirtomati Kalasan Sleman. Stasiun ini berada tak jauh dari komplek Candi Kalasan. Terakhir kali stasiun ini beroperasi adalah pada tahun 2007 sebagai akibat dari dibangunnya jalur ganda Solo – Kutoarjo.
Stasiun yang terletak diketinggain 126 meter diatas permukaan laut tersebut merupakan stasiun kereta api paling timur di Provinsi DIY. Dibagian depan halaman stasiun masih terdapat bangunan rumah dinas stasiun. sedangkan disisi timur terdapat sebuah bangunan gudang yang kini mangkrak.

Halaman Depan Stasiun Kalasan

Bangunan Gudang Stasiun Kalasan

Rumah Dinas Stasiun Kalasan

SUIKER FABRIEK (PABRIK GULA) COLOMADU

Pabrik Gula Colomadu adalah sebuah pabrik gula non aktif yang terletak di Kecamatan Colomadu karanganyar. Pabrik tersebut didirikan pada tahun 1861 yang diprakarsai oleh KGPAA Mangkunegara IV. Beliau mendirikan pabrik gula tersebut selain dengan menggunakan uang pribadinya juga dengan mendapatkan pinjaman uang dari teman dekatnya yaitu seorang mayor China bernama Be Biauw Tjwan di Semarang.

Tak tanggung-tanggung, biaya pembangunan pabrik gula ini pada waktu itu menelan biaya sebesar  f 400.000.
KGPAA Mangkunegara IV mempercayakan pembangunan pabrik tersebut pada seorang arsitek Jerman bernama R. Kampf. Pembangunan pabrik sendiri dapat diselesaikan dalam waktu kurang lebih satu tahun.
Seiring dengan berjalannya waktu dan sepeninggalan KGPAA Mangkunegaran IV, PG Colomadu banyak mengalami pasang surut. Bahkan pabrik ini tercatat pernah dijual ke pemerintah kolonial untuk menutupi hutang-hutang penerus Mangkunegara IV yang terkenal boros.

Colomadu memiliki makna Gunung Madu. Mangkunegara IV sebagai pendiri pabrik ini memiliki harapan agar kehadiran
pabrik gula ini mampu memberikan kesejahteraan bagi praja Mangkunegara dan masyarakat Mangkunegara.
Pasca kemerdekaan pengelolaan Pabrik Gula Colomadu diambil alih oleh pemerintah. Nasib nahas PG Colomadu terjadi pada tahun 1997. Krisis ekonomi dan mahalnya biaya perawatan dan operasional waktu itu membuat pabrik ini dikorbankan demi mempertahankan pabrik gula lain seperti Tasikmadu dan Gondang Winangun.

PG Colomadu Tahun 1867 (Leiden)

Akhirnya pada tahun 1997 PG Colomadu melakukan penggilingan terakhir yang kemudian pada tahun 1998 diikuti dengan penutupan pabrik untuk selamanya.

PG Colomadu Tahun 1920 (Leiden)

Disekitar area pabrik atau tepatnya di Desa Malangjiwan masih bisa dijumpai makam Nyi Pulungsih yang merupakan salah satu selir Mangkunegoro IV keturunan Tionghoa. Beliau juga turut andil dalam pembiayaan pembangunan PG Colomadu. Dulu makam tersebut dijadikan tempat ziarah saat prosesi Cembengan sebelum giling tebu.
Selain makam Nyi Pulungsih di sisi timur pabrik juga terdapat sebuah monument Mangkunegara IV dengan beberapa prasasti dibawahnya. Monument tersebut juga menjadi salah satu tempat wajib dalam tradisi Cembengan.



PG Colomadu


Stasiun Remise PG Colomadu


Bekas Lori PG Colomadu

Bis Sekolah Milik PG Colomadu

Stasiun Pengisian Bahan Bakar PG Colomadu



Tungku Pembakaran dan Cerobong Asap PG Colomadu


Bagian Dalam Bangunan Utama PG Colomadu


Mesin Giling PG Colomadu



Bekas Jalur Kereta Milik NIS di PG Colomadu

Rumah Administrateur PG Colomadu

Rumah Administrateur PG Colomadu

Makam Nyi Pulungsih










 STASIUN (HALTE) KEMIRI KARANGANYAR

Stasiun Kemiri atau pada zaman dahulu disebut Halte Kemiri adalah sebuah stasiun kecil yang terletak di Kebakkramat Karanganyar. Stasiun ini pada zaman dahulu dibangun oleh perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda Staat Spoorwegen (SS) pada tahun 1885-an yang menghubungkan Kota Solo dengan Kota Madiun.
Stasiun yang terletak di ketinggian 98 meter diatas permukaan air laut tersebut kini hanya difungsikan sebagai stasiun persilangan saja. Bangunan asli stasiun dan bangunan gudang dari masa kolonialpun masih dipertahankan di stasiun ini, meskipun terdapat penambahan bangunan baru disisi timur. Dibagian depan stasiun masih bisa dijumpai rumah dinas pegawai stasiun. Dahulu di stasiun ini terdapat percabangan jalur menuju PG Tasikmadu untuk mengangkut tetes tebu.

Stasiun Kemiri  

Bangunan Gudang Stasiun Kemiri

Rumah Dinas Stasiun Kemiri