Minggu, 08 November 2015

KERATON KARTASURA

Keraton Kartasura adalah sebuah keraton yang bisa dikatakan adalah cikal bakal dari Keraton Surakarta saat ini. Sejarah keberadaan Keraton Kartasura diawali dari pemberontakan Trunajaya dari Madura yang terjadi pada tahun 1677 yang menyerbu Keraton Mataram lama di Plered. Waktu itu Adipati Anom yang selanjutnya bergelar Amangkurat II, melarikan diri ke hutan Wanakerta dan kemudian mendirikan Keraton Kartasura. Keraton Kartasura berdiri pada tahun 1680.

Pada tahun 1681, Amangkurat II yang dibantu oleh VOC memenangkan peperangan dengan Kerajaan Mataram dimana waktu itu Pangeran Puger bertahta atas Kerajaan Mataram Plered.  Akhirnya Mataram berhasil dikuasai oleh Amangkurat II.

Setelah peristiwa tersebut, peperangan dan pemberontakan banyak menghiasi perjalanan Keraton Kartasura. Pemberontakan yang paling terkenal adalah pemberontakan Mas Garendi pada tahun 1742 yang dibantu oleh etnis Tionghoa yang menyerbu dan menghancurkan Keraton Kartasura. Peristiwa tersebut terkenal dengan peristiwa geger pecinan.

Waktu itu Pakubuwono II yang berkuasa melarikan diri ke Ponorogo. Pada tahun 1743, Pakubuwono II kembali ke Kartasura karena pemberontakan sudah berhasil ditaklukkan. Namun pada waktu itu kondisi keraton sudah porak poranda dan tidak memungkinkan lagi untuk ditinggali oleh seorang raja. Maka dari itu, Pakubowono II memilih untuk memindahkan Keraton Kartasura ke Desa Sala yang saat ini dikenal dengan nama Surakarta. Peristiwa perpindahan keraton tersebut terkenal dengan istilah bedol negari.


Kini bagian dari bangunan Keraton Kartasura sudah tidak berbekas, karena pada saat peristiwa bedol negari pada tahun 1745 banyak bagian bangunan utama seperti: Keraton, Masjid Agung, Gedong Obat (penyimpanan mesiu), dan Tangsi Kompeni (barak militer) ikut dipindahkan ke lokasi kerajaan yang baru di Desa Sala.

Bangunan yang masih bisa disaksikan dilokasi bekas Keraton Kartasura adalah bangunan benteng yang bernama Benteng Srimanganti. Bangunan benteng tersebut kini masih berdiri kokoh meskipun banyak bagian banguan yang telah rusak.
Benteng tersebut adalah saksi bisu dari berdirinya Keraton Kartasura pada tahun 1680 hingga 1742. 


Bangunan benteng yang memiliki tebal 2 meter dan tinggi 4 meter tersebut pada zaman dahulu dibagian atasnya dapat dilewati oleh kuda kerajaan yang melakukan patroli.

Didalam bangunan benteng, terdapat komplek pemakaman keluarga keraton. Namun seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat sekitar pun menjadikan lokasi pemakaman tersebut menjadi pemakaman umum. Tetapi sejak tahun 2005 lokasi tersebut tertutup untuk pemakaman umum.

Beberapa benda bagian dari bangunan Keraton Kartasura saat ini ada yang tersimpan di Museum Radya Pustaka Solo. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar